Daftar Isi
Daftar Isi

Novel Anak Berkebutuhan Khusus PART 24

Novel Anak Berkebutuhan Khusus PART 24,Novel Anak Berkebutuhan Khusus,Novel Novel Anak Berkebutuhan Khusus.

Novel Anak Berkebutuhan Khusus PART 24

Novel Anak Berkebutuhan Khusus PART 24


Tiba-tiba telepon Andre berdering. Dilihatnya dari Ninik. Adiknya.


Andre langsung mengangkatnya,


"Halo assalamualaikum Bang, Abang dimana? Ibu sakit Bang, Badannya panas banget. Ninik bingung harus bagaimana, Mau ke dokter gak ada uang, Beli obat pun uang gak cukup." Kata Ninik sambil menangis.


"Emm iya Dek, Kamu yang tenang ini ...


dr. Cantika yang mendengar suara Ninik karena Andre men look speaker. Langsung menyaut ponsel Andre.


"Halo, Ini saya dengan dr. Cantika, Bisa tau alamatnya dimana? Biar supir saya yang jemput untuk pengobatan Ibu sampai sembuh di klinik saya, Gratis sampai sembuh." Ujar dr. Cantika.


Mata Andre terbelalak, Dia menggelengkan kepala ingin menolak karena tidak ingin terlibat balas budi. Tapi dr. Cantika memaksa. Disisi lain Andre juga bimbang mendengar keluh kesah adiknya,


"Alhamdulillah ya Allah, Alhamdulillah." Ucap syukur Ninik diujung telepon.


"Ini serius Bu dokter Cantika? Yang punya klinik bagus, Tapi ibu kok bisa kenal Abang saya?" Ninik terheran.


"Kita berteman baik dari dulu Dek." Jawab dr. Cantika.


"Oh. Abang kok gak pernah cerita kalau kenal Bu dokter. Alamat kami sekarang di kampung... "


Andre memotong, "Udah Nik, Jangan dulu!"


"Loh kenapa Bang? Ini Ibu udah sakit panas banget loh, Nunggu apa lagi pumpung ada pertolongan dari Allah melalui ibu dokter yang baik hati."


"Iya nih Abang kamu memang gengsian dari dulu. Padahal niat saya bantu tulus loh." Sahut dr. Cantika.


"Iya nih, Alamat jalan Lencana Ungu nomor sembilan. Kampung Lebaksari blok B." Jelas Ninik.


"Siap, Saya akan suruh supir klinik kesana segera." 


"Terimakasih banyak Bu dokter, Semoga Bu dokter senantiasa diberkahi oleh Allah, Terimakasih banyak Bu." Ucap Ninik girang.


"Aamiin, Terimakasih doanya sayang. Udah dulu ya, Kamu siap-siap dulu. Goodbye." Kata dr. Cantika yang langsung mematikan panggilan telepon.


Andre langsung menyahut ponsel miliknya,

"Apapun yang Bu dokter lakukan, Saya tetap tidak mau terlibat urusan anda lebih jauh." Tegas Andre kemudian pergi meninggalkan dr. Cantika.


Dalam hati dr. Cantika bergumam, "Waw, Keras sekali pendirian ini orang. Sebenarnya paling capek berurusan dengan kaum menengah kebawah seperti ini. Tapi mau bagaimana lagi. Dia saksi pertemuanku dengan Edwin di kafe ini. Dia saksi pertengkaran kami. Semoga dia mau membantuku untuk membongkar masalalu Edwin ke istrinya. Enak saja jika hanya aku sendirian yang menanggung dampak dari kelamnya masalalu kami. Kamu juga harus bertanggung jawab Edwin."


Kembali pada kehidupan Luluk. Yang mana hari-hari kedua orang tuanya dipenuhi dengan pertengkaran.


"Kamu itu udah tau saya capek baru pulang kerja udah diserahin anak! Mau saya mati kecapean!" Bentak Marni pada Joko.


"Heh! Aku dari pagi momong anakmu udah setengah mati Mar! Lagian kamu kerja model apa sih dari pagi sampai jam segini baru pulang, Atau jangan-jangan kamu ada sampingan sambil jual diri ya?" Bentak Joko tak kalah lantang.


Marni terdiam sejenak, Ia kaget mengingat perselingkuhannya dengan Baryono.


"Iya sambil jual diri ya?" Tekan Joko kesal.


"Kamu jangan kurang ajar ya, Udah gak mampu nyukupin istri malah nuduh seenaknya! Aku lembur karena kalau hari libur warung kopinya ramai! Kamu pikir aku gak capek apa? Aku kerja terus lembur kayak begini itu terpaksa Mas, Terpaksa! Andai kamu bisa nyukupin kebutuhan pasti aku akan jadi ibu rumah tangga yang baik dirumah! Ngurus anak! Kamu kerja juga gak rutin! Pemalas! Kalau aku gak bela-belain kerja, Lembur, Terus kita makan apa? Kamu kalau gak kerja pun jajan dan rokok minta aku? Apa kau mau aku berhenti kerja? Oke gak apa-apa berhenti aja daripada kamu curiga terus." Cerocos Marni yang membuat Joko tersadar.


"Ya jangan sayang, Nanti malah makin gak cukup." Bisik Joko menurunkan nada bicara.


"Tau sendiri, Susah punya suami pemalas!" Bentak Marni lagi sambil melepas jaket lalu dilempar ke sembarang arah.


"Heh! Aku gak pemalas. Cuma memang lagi sepi. Coba kalau ada angkutan pasti aku kerja. Suami lagi sepi job bukan disemangati malah bikin frustasi aja!" Bantah Joko.


"Halah! Ya kamu itu, Istri udah banting tulang bantuin kerja malah dicurigai. Terimakasih kagak! Malah dituduh yang enggak-enggak." Celoteh Marni tak terbendung.


"Huhuhuhu."  Luluk terus menangis meratapi pertengkaran diantara kedua orangtuanya.


Plak. Plak. Plak. Pukul Marni pada Luluk yang membuat tangisan Luluk makin kencang.


"Aaaaa pusing aku, Nih juga nangis mulu kerjaannya! Dasar anak orang gila!" Bentak Marni.


Joko nyengir, "Berarti kita gila dong!" 


"Gak guna!" Teriak Marni.


Joko pun mendekat memeluk Marni.


"Apa peluk-peluk! Merayu? Mau uang rokok? Gak akan!" Seru Marni.


"Aku ada ide bagus. Kamu mau dengar gak?" 


"Otak udang punya ide apa? Gak usah bikin ide yang konyol-konyol, Gak saatnya bercanda!" Seru Marni lagi.


"Katakan cepat!" Gerutu Marni.


"Yank, Hidup makin sulit, Duit makin susah aja nyarinya. Yukk kita manfaatkan anugerah yang ada!" Ujar Joko.


"Anugerah apaan? Perasaan gak ada anugerah hidupku musibah Mulu!" Keluh Marni.


"Heeitts, Jangan bilang gitu! Kamu itu gak bisa lihat peluang!" Seka Joko.


"Itu anak kita ayo kita ajarin cari duit. Ngamen, Ngemis, Ditaruh diperempatan kan lumayan." Lanjut Joko.


"Apa?" Marni pun syok.


Bersambung...


Part selanjutnya - Novel Anak Berkebutuhan Khusus PART 25

ANAK Anak Berkebutuhan Khusus