Daftar Isi
Daftar Isi

NOVEL ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS PART 15

Mereka pun berjalan menuju kamar pasien tersebut. Yang tak lain adalah Mbok Nah, Nenek Luluk. Baik Luluk maupun Mbok Nah tak pernah menyangka bahwa me
CERITA KELUARGA - CERITA SEBELUMNYA Setelah itu mereka memesan tiga mangkok bakso dan tiga gelas es. Tak hanya harga murah dan masakan yang enak. Pelayanan warung tepi jalan tersebut sangat cepat dalam menyajikan. Andre menyuapi Luluk sebelum dirinya makan. Sisi lembutnya pada anak-anak selalu tampak, Meskipun penampilannya bagai preman bertato.



CERITA KELUARGA intancahya
NOVEL ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS PART 15


"Abang juga nanti tak belikan baju couple biar makin serasi sama aku Hihi," Lanjut Tuminah.

"Gak ah Dik! Abang gak mau kamu belikan terus. Lebih baik uang hasil jerih payah kamu kerja, Kamu gunakan buat kebutuhan kamu!" Tolak Andre.

"Halah gak apa-apa, Lagian Tuminah ini sudah tidak punya siapa-siapa. Gak punya tanggungan apa-apa. Kerja buat seorang diri. Gajian tiap bulan utuh Bang. Makan sama jajan dapat dari majikan. Alhamdulillah dapat majikan berhati malaikat. Gaji Tuminah tak tabung buat kita kawin." Cerita Tuminah membuat Andre terkejut.

"Kawin Dek? Loh?" Mata Andre terbelalak.

"Katanya Abang serius sama Adek? Apa itu tandanya gak kawin sama aku gitu?" Protes Tuminah.

"Ya Bukan begitu Dek. Abang itu sebenarnya ingin banget kawinin kamu. Tapi kamu tau sendiri, Aku ini pengangguran. Nyari kerja sulit, Aku gak mau nikahin wanita sebelum aku dapat kerja. Aku gak cuma ingin kawinin kamu. Tapi juga ingin dapat bertanggung jawab setelah itu." Jelas Andre.

Tuminah mulai paham dengan perkataan Andre. Dia pun berpikir bagaimana Andre bisa mendapatkan pekerjaan.

"Abang bisa kerja nguli bangunan? Mau kerja jadi kuli?" Tanya Tuminah.

"Ya mau lah Dek. Kan pekerjaan halal itu. Masalahnya biarpun nguli, Abang udah tanya-tanya tapi gak ada yang membutuhkan." Jawab Andre.

"Ahh gampang itu Bang. Nanti tak carikan pekerjaan. Majikanku itu kontraktor. Pasti butuh tenaga kuli banyak." Kata Tuminah sembari mengunyah pentol.

"Hah beneran Dek? Yaudah mudah-mudahan Abang bisa ikutan kerja sama bos kamu. Aamiin." Kata Andre penuh harap.

Drrrt drrrt. Ponsel Tuminah mendapat pesan wa masuk dari Diffarina yang berisi,

"Tum, Saya minta tolong sepulang dari pasar nanti kamu mampir ke klinik dr. Cantika. Ada nenek yang sakit dirawat disana tanpa ditunggu keluarganya. Tolong kamu bilang sama dr. Cantika kalau aku yang menanggung administrasinya. Ini foto nenek tersebut, Tadi dr. Cantika menjadikannya status. Karena nenek tersebut ditanya-tanya hanya diam. Orang yang mengantarnya juga langsung pergi. Waktu aku balas, Nomor dr. Cantika sedang tidak aktif. Tolong ya Tum, Kasihan." Pesan tersebut disertai foto Mbok Nah.

Setelah selesai makan. Tuminah diantar Andre dan mengajak Luluk menuju klinik dr. Cantika. Sesampai disana Tuminah segera ertanya kepada petugas administrasi klinik perihal keberadaan pasien tersebut. Dia juga mengatakan bahwa biaya perawatan akan ditanggung Diffarina Tikaro dengan menunjukkan pesan WA nya dari Diffarina. Petugas administrasi langsung mengecek dan mempercayainya. Karena Diffarina juga kerap membantu pasien yang tidak mampu untuk berobat disana.

"Sayang, Kita jenguk sebentar yuk nenek yang dibantu bos kamu barusan. Kasihan, Udah ekonominya susah. Anak-anaknya kemana juga kok gak ada jagain." Kata Andre merasa iba.

"Iya udah. Ayuk! Pumpung aku tadi beli roti sama buah. Kali aja neneknya lapar atau butuh sesuatu kan bisa kita bantu." Tuminah pun menyetujui.

Mereka pun berjalan menuju kamar pasien tersebut. Yang tak lain adalah Mbok Nah, Nenek Luluk. Baik Luluk maupun Mbok Nah tak pernah menyangka bahwa mereka bisa berjumpa dihari ini.

"Nah, Itu baru calon istri idaman. Suka bantu orang. Biarpun gak bisa nyumbang uang setidaknya kita punya waktu buat memperhatikan." Puji Andre pada Tuminah.

Sesampai didepan kamar. Tuminah mengucap salam, Kemudian masuk.

"Emmmbaaaahhhhhh ...,"  Teriak Luluk sambil berlari menuju Mbok Nah.


Bersambung ke cerita selanjutnya 

ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS PART 16


karya : intancahya

 

ANAK EDUKASI NOVEL