Daftar Isi
Daftar Isi

KISAH MISTERI DENDAM BAYI BAJANG - intancahya.com

"Aku dibunuh oleh ayah dan ibuku sendiri. Ibuku telah meminum jamu dari dukun. Seketika itu tubuhku terasa panas. Aku seakan mendidih sehingga tubuhk

KISAH MISTIK - Malam itu hujan turun dengan derasnya. Angin pun bertiup sangat kencang hingga menggugurkan dedaunan dan ranting-ranting yang patah. Udara begitu dingin menusuk rusuk. Suara Guntur menggelegar diiringi petir yang menyambar-nyambar. Alam mencekam. Ditambah dengan adanya segerombol kabel yang tertindih oleh pohon tumbang membuat listrik didaerahku padam. 

Tak ingin motor bututku ini mogok dalam perjalan pulang kerja, Aku berhenti disebuah pos kampling yang sudah lama tidak dipakai. Tentunya aku menunggu keadaan membaik baru melanjutkan perjalanan pulang. Tiba-tiba aku mendengar suara tangisan bayi. Kulihat disekelilingku adalah area persawahan yang jaraknya jauh dari permukiman. Rasanya tak mungkin ada bayi disini. Namun suara tangisan itu semakin kencang dan menggema. Naluri menolongku muncul. Aku pun segera mencarinya meski bulu kudukku merinding.

Deggg. Dibawah kerimbunan pohon beringin tampaklah dia yang menangis itu. Tubuhnya berukuran seperti bayi pada umumnya namun kepalanya masih menyerupai tengkorak dengan ubun-ubun yang pecah. Jari-jarinya belum lengkap. Matanya merah menyala. Kulitnya melepuh berlumur darah. Tali pusarnya membusuk masih menjalar diperutnya. Rupanya itu adalah bayi bajang. Yakni bayi yang sudah meninggal namun arwahnya belum sampai disisiNya. Aku pun menanyainya.

"Hai. Mengapa kamu menangis?" Tanyaku pada bayi bajang tersebut tanpa keraguan.

Sebab sudah teramat sering aku menjumpai makhluk ghoib. Mereka bisa berkomunikasi layaknya manusia yang masih hidup. Tentunya melalui mata batin.

Dia pun terdiam dari tangisnya. Dia mulai berbicara layaknya manusia, 

"Aku dibunuh oleh ayah dan ibuku sendiri. Ibuku telah meminum jamu dari dukun. Seketika itu tubuhku terasa panas. Aku seakan mendidih sehingga tubuhku melepuh. Organku tercabik-cabik. Rasanya teramat sakit tak terhingga. Aku ingin bertahan tapi keadaan tersebut membuatku keluar dari rahim ibuku sebelum waktunya. Sungguh mereka tak mempedulikan aku. Bahkan sangat lega terhadap kematianku." 

"Astaghfirullah tega sekali kedua orangtuamu." Gumamku.

"Lalu mereka meletakkan jasadku didalam kardus dan membuangnya ditepi perkebunan sawit. Sementara arwahku ini hendak dijadikan anak buah oleh dukun tersebut. Untungnya aku berhasil melarikan diri."

"Apa? Ditepi perkebunan sawit?" Tanyaku kaget. Sebab memang telah ditemukan janin dalam kardus dikebun kelapa sawit dua hari yang lalu.

"Iya. Mereka membuang jasadku tiga hari yang lalu."

"Oh iya, Berita ditemukannya janin sudah menyebar. Dilokasi sudah terpasang garis polisi. Sayangnya pelaku belum ditemukan. Katakan siapa orangtuamu yang biadab itu?" Tanyaku geram.

"Yang jelas kakak kenal orangnya. Tenang saja. Meskipun ayahku telah melarikan diri keluar kota dan ibuku tidak pernah mengakuinya. Aku akan membalas dendam. Aku teror mereka, Aku hantui hidup mereka sampai mereka mengaku dengan sendirinya kepihak yang berwajib!" Jelasnya penuh amarah.

Aku bahkan tidak tahu siapa orang yang dimaksud. Setahuku semua teman dan kerabatku tidak ada yang hamil. Siapapun orangnya, Semoga dia segera mendapat keadilan. Aku yakin Tuhan tidak tidur. Hujan sudah reda. Tinggal gerimis kecil. Aku menyetater motorku dan berlalu pergi pulang.

Keesokan harinya. Setelah sholat shubuh, Tak lupa aku berdoa agar arwah bayi bajang yang kemarin diterima disisi Tuhan. Sebelum berangkat ke pabrik aku membeli tujuh nasi bungkus dan kubagikan kepada orang-orang yang membutuhkan. Semoga keberkahan daripada sedekahku ini mengalir juga pada bayi yang sengaja digugurkan itu. Aku sungguh kasihan pada bayi yang tidak berdosa itu. Saat jam kerja berlangsung, Tiba-tiba listrik padam. Lalu menyala. Lalu padam lagi. Angin bertiup kencang. Hari yang cerah mendadak diselimuti mendung hitam.

"Aaaaaaaaa ..., !" Teriak Ratna. Teman kerjaku.

"Ahh itu itu .., itu ..., !" Teriaknya lagi. Sambil menunjuk keatas conveyor lalu dia pun pingsan.

Bayi bajang
Kisah Misteri Dendam Bayi Bajang

BACA JUGA : SIAPAKAH BAYI BAJANG ITU? SIMAK PENGERTIAN DAN SOLUSI TERKAIT BAYI  BAJANG


Teman-teman yang lain pun menghentikan aktivitasnya dan segera menolong Ratna. Aku melihat sekelibat asap masuk kedalam tubuh Ratna.

Ratna tiba-tiba terbangun dengan mata yang terbelalak. Dia melotot tajam pada Sheila. Teman kami yang baru masuk setelah seminggu tidak masuk kerja.

"Pembunuh! Pembunuh! Tolong! Dia Pembunuh !" Teriaknya lantang, Seakan bukan jiwa Ratna yang ada didalamnya.

Semua orang terkejut dan sadar jika Ratna kesurupan. Aku melihat bayi bajang yang kujumpai kemarin menguasai tubuh Ratna. Semakin kaget pula diriku bahwa dia menunjuk Sheila. Aku pun ikut menyimaknya. Tampak wajah Sheila memucat. Dia menunduk ketakutan. Sesekali dia menggigit bibirnya, Menggaruk kepalanya. Seakan menyembunyikan sesuatu. Sedang teman-teman yang lain mengelus pundak Ratna sembari melantunkan kalimat toyibah.

"Sheila. Kau telah membunuh aku selaku anakmu! Kau telah menggugurkan aku!" Lanjutnya murka.

"Kurang ajar! Beraninya kamu menuduh anak saya! Anak saya masih perawan!" Bantah Bu Ningrum. Ketua regu dibagian kami yang merupakan ibunya Sheila.

"Cuiihh. Perawan! " Ratna meludah.

"Jangan pura-pura tidak tau kalau anakmu telah menjalin hubungan bersama Pram dan hamil diluar nikah. Karena Pram tidak bertanggung jawab dan kamu pun malu akan kehamilan putrimu. Akhirnya kamu mendukung mereka membunuhku. Lalu mereka membuang janin ditepi perkebunan kelapa sawit!" Lanjutnya membongkar yang sesungguhnya terjadi.

Hahhh. Aku dan teman-teman yang lain dibuat kaget bukan kepalang. Memang seperti yang semua orang lihat. Sheila berpacaran dengan Pram. Sudah begitu lengket bagaikan amplop dan perangko. Meskipun hubungan mereka tidak disetujui oleh Bu Ningrum namun mereka tidak malu menunjukkan kemesraan mereka didepan umum asal tidak diketahui Bu Ningrum. Sedangkan seminggu yang lalu Sheila tidak masuk dengan alasan sakit lambung. Sementara seminggu yang lalu juga Pram resign dari pabrik ini. Semua orang berpikir bahwa yang disampaikan arwah tersebut masuk akal.

Jlebb. Tubuh Ratna melaju secepat kilat melompat menuju Sheila. Perempuan berusia 19 tahun ini dihajar dengan kekuatan super oleh yang merasuki Ratna. Semua orang berbondong-bondong sekuat tenaga memisah namun tidak bisa. Bu Ningrum yang hendak menolong putrinya pun dihempaskan oleh yang merasuki Ratna hingga beberapa meter. Keadaan semakin tidak terkendali. Semua orang berteriak dan lari kesana kemari.

"Dik! Sudah hentikan! Kasihan yang punya tubuh! Dia pasti kesakitan jika kau rasuki seperti ini. Kasihan, Semua orang yang ada disini ketakutan. Yang punya pabrik pun bisa merugi karena karyawannya berhenti bekerja. Bijaklah. Kasihan orang-orang yang tidak bersalah ikut terkena imbasnya!" Kataku pada bayi bajang itu melalui mata batin.

BACA JUGA : KISAH MISTERI PESUGIHAN NYI BLORONG KAYA MENDADAK DENGAN MENUMBALKAN ANAK



"Maafkan aku kak. Baiklah aku akan keluar dari tubuh ini. Terimakasih kak, Kau orang pertama yang mendoakanku, Kau juga orang pertama yang memberi selametan atas jiwaku ini lewat tujuh bungkus nasi yang kau bagikan." Ujarnya padaku yang hanya bisa kudengar tanpa orang lain tau.

"Selamat tinggal kak. Semoga Tuhan membalas kebaikanmu. Oh ya, Si Pram, Lelaki bajingan itu telah tertangkap polisi. Sebentar lagi polisi juga kesini dan menangkap wanita biadap itu." Tambahnya.

Kemudian bayi bajang itu keluar dari tubuh Ratna. Dia berubah menjadi anak yang sangat cantik dan berbau wangi. Dia pun tersenyum bahagia menatap pintu langit yang terbuka. Terbanglah dia kelangit. Setelah itu pintu langit menutup kembali.

Ratna perlahan membuka matanya. Dia tak mengingat apa-apa. Aku menuntutnya pergi ke klinik. Tak berselang lama, Beberapa polisi datang dan meringkus kedua wanita (Sheila dan Bu Ningrum).

Empat hari berlalu. Sudah tersiar berita dimana-mana bahwa mereka bertiga terbukti bersalah dan mengakuinya. Terdakwa kasus pengguguran kandungan tersebut telah dijatuhi hukuman yang setimpal. Tidak hanya sanksi pidana. Mereka pun mendapat sanksi sosial yang berkepanjangan.


KARYA : INTAN CAHYA

 

ANAK KISAH MISTERI